Yeah, hari ini gue mau mengepost tentang tattoo baru gue (temporary ko)
Hmm sebenernya bukan tentang tatto baru gue juga sih, cuma gue mau share aja kalo gue tadi berhasil nongkrong dengan preman-preman blok m dikarnakan gue sedang menunggu hujan ketika selesai membuat tatto.
Kenapa gue tiba-tiba kepingin membuat tatto? Dikarnakan semalam gue mendapatkan wangsit ketika tidur, bahwa gue harus membuat tatto.
Awalnya pas gue telat masuk tadi, akhirnya gue berkelana dengan sang Pangeran ke blok m underground. Terus pas udah mau pulang, tiba-tiba gue melihat abang-abang yang waktu itu bikinin tatto gue pas 2008. Gue teringat akan wangsit yang semalam gue terima, dan gue pun memutuskan membuat tatto... (Perlu diketahui, abang pembuat tattonya sangat sangar, dengan rambut gimbal, dan berbadan besar)
Terjadilah pembicaraan antar gue dengan beliau :
Gue : "Bang, sekarang tatto berapaan?"
Abang Tatto : "**ribuan"
Gue : "Wiiih mahal bener bang, 10 rebu dah bang!"
Abang Tatto : "Yah itu tatto yang kecil"
Gue : "Yaudah deh yang kecil aja ga apa-apa"
Abang Tatto : "Mau gambar yang mana?"
Gue : (masih bingung)
Abang Tatto : "Mau kucing pake mahkota?"
Gue : ...... (terdiam sejenak) Hmm engga deh bang, terlalu imut buat saya
Abang Tatto : "Jadi yang mana nih? (mulai kesel)"
Gue : "Hmm tengkorak ada ga bang?"
Abang Tatto : "Ada. (Sambil ngasih unjuk desain)
Gue : "Oh yaudah yang ini deh bang (nunjuk satu gambar tengkorak yg serem) "
Abang Tatto : "Gede atau kecil? Mau ditangan atau di kaki? "
Gue : "Gede deh bang, di betis aja"
Akhirnya dimulailah proses penggambaran tengkorak di betis gue yang seksi ini. Sebelum gue digambari, pangeran gue sudah dibikinkan tatto tengkorak juga dilengannya.
Setelah tatto-nya hampir seleseai si abang tatto sempet-sempetnya ngelawak, "Nanti malem didatengin loh sama yang ini hahahahaha". Gue sih nyengar-nyengir aja (padahal takut juga).
(Tengkorak makan orok)
Gak lama kemudian hujan pun datang, deres pula. Akhirnya gue menunggu ditempat abang tatto tersebut. Tiba-tiba jadi banyak preman-preman blok m yang berkumpul disekitar gue. Gue mulai takut, tapi karena ada sang pangeran gue pun tenang. Cah
Terus tiba-tiba gue mendengar percakapan antara si abang tatto dengan teman-temannya (preman blok m)... Gue merasa akrab dengan bahasa yang mereka pakai. Dan ternyata, saudara-saudara sekalian mereka menggunakan bahasa BATAK. Yeaaah, sekali lagi bahasa BATAK. Dan gue bangga dengan itu (yaa walaupun ga ngerti mereka ngomong apa)
Iseng-iseng gue tanya sama si abang tatto
Gue : "Bang, orang batak ya?"
Abang Tatto : " Iya, kau juga?"
Gue : "Iya bang, hehehe"
Abang Tatto : "Marga apa kau rupanya?"
Gue : "Harahap bang, marga abang apa?"
Abang Tatto : "****** (apaaa gitu gue lupa)"
Lalu malah temen-temennya malah nanyain gue, medannya dimana, bisa bahasa batak atau engga. Gue sih nyengar-nyegir aja sambil jawab. Malah ada yang sampe curhat tuh tentang kehidupan dan tentang keluarganya pas dia di Medan sampai bisa merantau ke Jakarta. Dan mereka jadi baik pas tau gue orang batak juga. Ternyata memang mau dimana pun, kalau kami orang batak, akan terasa kekeluargaannya, apalagi dengan yang satu marga, karena satu marga berati saudara.
Mulai dari situ gue berpikir, bahwa sebenernya preman-preman situ enggak jahat dan mereka juga ramah. Gue jadi banyak mengetahui tentang dunia mereka dan membuat gue salut dengan prinsip-prinsip hidup mereka.
Intinya dengan tatto ini dibuat dan pengalaman yang baru gue dapatkan dari obrolan gue bersama mereka, gue jadi lebih menghargai hidup gue dan semakin mencintai daerah asal gue.... yaitu TANAH BATAK, HORAS! :D
